<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/5604202750397790729?origin\x3dhttp://klarisastime.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Klarisa’s Time…
It’s all about my life and my extraordinary experience
i said, your eyes are
the brightest of all the colours.




you'll always be my thunder,
so bring on the rain.


your voice,
was the soundtrack of my summer.
CHOICE


Pernah nggak sih kepikiran kalo modal semua manusia itu sama? Badan. Satu badan, satu kepala, dua mata, dua telinga, satu mulut, satu hidung, sepasang tangan, sepasang kaki. Umumnya sama.

Tapi kenapa akhir hidup tiap orang beda-beda? Ada yang bisa sukses, kaya raya, biasa aja, bahkan miskin? Harusnya kalau modalnya sama, akhirnya sama, kan?

No, yang ngebedain prosesnya. Yaitu pilihan manusia itu sendiri. Ibarat air, kalo direbus dia bakal jadi uap, semetara kalau dibekuin bakal jadi es. Begitu juga manusia.

"Dia kan lahir dari keluarga kaya, nggak heran kalau dia berhasil."

Kata siapa?

Kaya Adam dan Hawa ditempatin Tuhan di Taman Eden. Adam dan Hawa nggak pake apa-apa, masih telanjang, yang punya Taman Eden kan Tuhan, dan manusia cuma disuruh mengusahakan, Boleh makan semua buah pohon yang ada di sana, tapi bukan memiliki.

Sama kaya kalau lu lahir di keluarga kaya, itu cuma kondisi lingkungan lu aja. Kekayaan yang lu nikmatin sekarang itu punya orang tua lu, yang orang tua lu usahain untuk kebutuhan lu. Mungkin lo cuma dikasih sedikit dari kekayaan orang tua lu, ya udah memang bagian lu segitu. Lo harus cari sendiri.

"Kan gua masih kecil, orang tua gua yang masukin gua ke sekolah ABC."

That's your choice, honey. Lo memilih untuk menuruti kemauan orang tua lu. Dan semakin lu dewasa, lo merasa punya power untuk melawan mereka, makanya lo baru merasa punya pilihan setelah dewasa.

Semua balik ke pilihan yang lu buat di sepajang hidup lo. Semua orang punya waktu yang sama. Sehari 24 jam. Nggak ada yang lebih, nggak ada yang kurang. Bedanya, yang satu lahir lebih dulu daripada yang lain. Tapi itu bukan berarti yang lahir lebih dulu bakal lebih sukses. Nggak juga.

Tergantung lo milih untuk terus belajar dan berkembang, atau lo mau percaya bahwa segala sesuatu cuma bakat bawaan lahir.

Yes, I do believe God gives people with different talent. Each of us. Tapi itu bukan berarti kalo lo nggak punya bakat nyanyi, lo nggak akan bisa nyanyi. Ibaratnya, kalo yang punya bakat, mereka udah punya mesin untuk start awal, sementara lo nggak. As long as lo mau terus berusaha meski pake cara yang manual, lo bakal jadi ahli di sana karena terus digunain. Sementara mesin, kalo nggak digunain lama-lama bakal rusak.

Orang pinter bakal kalah sama yang rajin, dan yang rajin kalah sama yang hoki (In my opinion, tangan Tuhan ada di dia).

Semua, mau jadi apa lo di masa depan, ada di tangan lo dan waktu yang lo pergunain. Suka-suka lo.

Tapi inget, YOLO. You only lives once. Waktu nggak akan putar balik. Dia akan terus jalan maju, meninggalkan siapa aja yang menyia-nyiakannya.

Label: