<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5604202750397790729\x26blogName\x3dKlarisa\x27s+Time...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://klarisastime.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://klarisastime.blogspot.com/\x26vt\x3d-7986325591639303311', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Klarisa’s Time…
It’s all about my life and my extraordinary experience
i said, your eyes are
the brightest of all the colours.




you'll always be my thunder,
so bring on the rain.


your voice,
was the soundtrack of my summer.
Nulis


Happy New Year~ Balik lagi sama gua setelah sekian lama. Gua yang katanya mau nulis Friday Review cuma bertahan sampe hashtag kedua. Dan itu cukup menyedihkan untuk sebuah komitmen. HAHAAA...

Well, gua mau cerita tentang Fanfic. Belakangan, gua akui gua jarang banget nulis. Nggak seproduktif seperti waktu gua masih SMP. Tadi, gua baru ngeliat. Di tahun 2014 gua bisa mempublish 7 cerita (nggak termasuk sama mulitchap yang diupdate di tahun 2014, karena biasanya kalau gua udah publish cerita, pasti itu udah selesai, emang tinggal publish doang.). Di tahun 2013 gua bisa mempublish 10 cerita. Di tahun 2015 gua cuma publish 2 cerita! Begitu juga di tahun 2016. It shocked me .

Gua masih inget banget, waktu gua SMP, setiap hari pasti gua nulis. Bahkan di liburan kenaikan dari SMP ke SMA, gua nulis dua buah FF multi chap yang akhirnya jadi readers terbanyak gua di FFn. Sedangkan semasa SMA, kayanya kepala gua jadi kotak. Gua nggak nulis secara rutin. Dan tulisan gua jadi ampas. Gua ngerasa tulisan gua malah jadi jelek dengan kosa kata yang itu-itu aja.

Hah... sebenernya gua tetep nulis dengan sejumlah ide di kepala gua. Tapi, tapi, tapi... sayangnya semua itu nggak membuahkan hasil. Nggak ada yang sampai selesai. Menggantung. Mentok di chapter 8, lalu hilang feeling. Akhirnya malah nggk bisa dipublish sama sekali (belajar dari pengalaman, gua nggak suka diburu pembaca yang penasaran karena cerita gua nggak pernah diupdate. Gua pun nggak suka kalo FF kesukaan gua malah digantungin gitu aja sama authornya. Jadi ya, gitu.)

Mungkin... kalo mau nyalahin keadaan, gua berhenti menulis karena gua kehilangan muse? Halah macem The Architecture of Love aja gua HAHAHAA.... But, seriously, waktu gua masih kelas 10 semester awal, gua masih rajin nulis. Bahkan menjadi tulisan paling liar gua. Namun, setelah Kris, Leader EXO yang tinggi nan ganteng itu tiba-tiba memutuskan untuk hengkang, gua sakit hati. Bahkan itu hal terbodoh yang pernah gua lakuin karena gua ngegalauin orang yang nggak akan pernah kenal siapa gua sampe nggak bisa makan seharian (untungnya cuma sehari). Itu bodoh.

Dan sejak saat itu gua ngeliat, gua jarang nulis. Ide gua nggak lancar. Gua bingung mau nulis apa. Dan yah... akhirnya akun gua terbengkalai. Jadi silent reader. Jarang muncul, sampe gua mau nangis liat statistik pembaca cerita gua. Dulu yang baca bisa sampe 400-an orang per hari, sekarang mentok di 100.

Kinipun gua sadar, kenapa artis-artis korea harus tetep comeback tiap tahun kalau fansnya nggak mau hilang. Sama kaya gua, gua nggak nulis dua tahun, pembaca gua hilang entah kemana, selain itu juga guapun mengakui kualitas tulisan gua nggak sebagus dan selancar dulu. Yah... penurunan kualitas itu berdampak pada pembaca juga kan. #soktahu

Dulu gua bikin resolusi, sebelum umur 17 tahun novel gua udah harus terbit. Dan nyatanya... nggak ada. Ya gua nggak nulis, apanya yang mau terbit? Apa yang gua latih? Ibarat mata pisau kalau nggak selalu diasa ya bakal tumpul.

Yah... masih mencoba menciptakan karakter sendiri, meskipun nulis FF itu lebih mudah dan menyenangkan :")

Label: ,

Friday Review #2


YEEEY Balik lagi sama Friday Review~ Hampir aja gua lupa untuk update karena terlalu sibuk nonton tv. HAHAHA...

Jadi seperti yang kita semua tahu, tanggal 4 November ini ada demo besar-besaran di Jakarta karena Ahok yang katanya menyinggung soal SARA. Karena itu kampus gua meliburkan semua mahasiswa di hari Jumat ini, which means that gua punya long weekend~ Secara hari Kamis gua memang nggak ada kelas HAHAHA....

Ya, tapi semoga demo ini nggak berlarut-larut karena yang rugi banyak pihak. Kan takut kalau kaya tahun 1998 (Meskipun saat itu gua masih dalam perut emak gue). Begini aja semua anak-anak di grup univ gua udah pada bilang untuk nggak kemana-mana. Bapaknya temen gua sampe dirusak mobilnya di jalan. Kan serem ya. Selain itu juga ngebuat stabilitas ekonomi kacau. Dollar makin mahal.

Oke, balik lagi sama tujuan awal Friday Review.

Jadi... apa ya? Gua harus review apa, ya?

Hah. Oke. Belakangan muka gua jadi kusam banget setelah masuk kuliah. Selain karena jarang makan sayur dan buah, mungkin juga karena polusi. Kan sekarang gua pulang naik kendaraan umum. Harus desak-desakan sama orang dan terpapar asap kendaraan bermotor dan rokok.

Jujur aja ini agak membuat gua stress. Akhirnya gua beli Garnier Light Complete Super Essence yang katanya bisa mencerahkan dalam waktu 6 hari. Sebenarnya ada rangkaiannya, tapi gua cuma beli serumnya aja berhubung gua nggak tertarik sama yang lain hahaha...

Gua baru coba selama dua hari ini sih, jadi belum bisa kelihatan hasilnya bagaimana. Sejauh ini produknya oke. Cepat nyerap di wajah. Hargnya sekitar Rp 32.000 kalo nggak salah.

Image result for garnier light complete super essence

Selain itu juga gua beli Garnier Matcha Foam yang sebenernya nggak bener-bener niat. Soalnya cucian muka gua itu habis, akhirnya gua pakai punya nyokap yang L'Oreal dan gua merasa nggak cocok. Yang ini sih... yah... so so lah. Tipikal cucian muka yang umum dijual. Hasilnya agak kering di muka dan agak nggak nyaman.

Image result for garnier matcha

Gua pengen minta sama bokap untuk dibeliin Amway Artistry Hydra V karena itu bagus banget. Dia lembut dan melembabkan banget. Pake sedikit juga oke karena mau pake sebanyak apapun busanya emang nggak ada. Gua pernah pake semua rangkaiannya--dapet tester. Dan muka gua langsung bersih kaya pake produk dokter. Licin, bersih, bening. Cuma ya.... sebagaimana hasilnya, harganya pun cukup mahal apalagi untuk gua yang masih mahasiswa dan belum berpenghasilan. Di websitenya, untuk rangkaian pencuci muka, toner, sama pelembab aja sekitar satu setengah juta. Tahu diri lah gue...

Image result for hydra v

Dan hal terakhir yang gua beli adalah Tresemme Keratin Smooth Heat Protector. Belajar dari pengalaman gua waktu SMA, hampir tiap hari gua memakai brush iron yang panas untuk menata (halah) poni dan rambut gua yang waktu itu dipotong pendek kaya Dora. Memang sih jadi rapi, tapi dampaknya dalah rambut gua jadi bercabang menjijikan yang mengharuskan gua untuk potong pendek terus.

Image result for tresemme keratin smooth heat protection shine spray

Kemarin rambut ini gua panjangin sampai sepunggung, niatnya ingin dicat dip-dye kaya Red Velvet awal debut dulu, tapi akhirnya nggak dibolehin. Dan karena udah lama nggak dipotong, akhirnya muncul cabangnya. Lalu gua potong lagi sekarang rambutnya tinggal sepundak. Memang sih sekarang belum ada cabangnya (dan semoga jangan).

Ditambah lagi belakangan gua hampir tiap hari pakai hairdryer karena pulang malam, dan gua keramas hampir setiap hari. Oleh karena itu, gua belilah heat protector ini setelah melihat review-review beauty bloger dan vloger. Karena baru gua pake sekali, jadi gua belum bisa melihat hasilnya kalau rambut gua nggak bakal bercabang lagi. Tunggu sebulan ya. Kalau menurut reviewer yang gua liat sih, mereka ngasih respon yang bagus. Yang pasti, setelah gua coba heat protector ini rambut lebih lembut dan gampang diatur. Aromanya pun wangi.

We'll see later...

Label:

Friday Review #1


Oke, mungkin gua memang udah terlalu terkontaminasi oleh Youtube. Sayangnya karena keterbatasan alat dan niat #eh, akhirnya gua nggak bikin video meskipun gua punya account Youtube. Memang sih kita harus mengikuti perkembangan teknologi, tapi.... ya mari kita budayakan membaca. #alesan

Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, gua melakukan resolusi!

So, ini adalah segmen(?) baru di blog gua. Friday Review, di mana gua akan mereview segala aktivitas gua selama seminggu ke belakang. Kenapa bukan Sabtu atau Minggu, karena gua baru kepikiran hari ini, hari Jumat, di Transjakarta.

Oke, abaikan.

Karena gua yakin gua akan selalu berada di rumah dan bisa nulis di hari Jumat malam (bukan malam jumat, plis). Kalau Sabtu atau Minggu, antara gua punya kegiatan sampe malam atau gua terlalu malas untuk sekedar mikir dan mengisi kolom kosong ini.

Sebenarnya alasan utama gua hanya supaya gua kembali membiasakan diri untuk menulis. Rasanya aneh sekarang untuk nulis. Ide udah banyak, tapi nggak ada yang bisa dituangkan. Maka dari itu, salah satu latihan yang akan gua lakukan adalah Friday Review.

So, check this out.

Selama seminggu ini gua nggak terlalu sibuk karena udah selesai juga UTS-nya. Beberapa nilai udah keluar. Puji Tuhan, nilainya masih oke, meskipun nampaknya bokap rada kurang puas. Yah... I'll be better next time.

Kegiatan gua yang masih mendominasi selain kuliah adalah organisasi. Gua gak tahu, gua boleh nulis ini atau nggak. HAHAHA. Ya, karena gua masih officially part of it, I'm not gonna tell you the whole things. Cuma beberapa yang mungkin gua anggap penting.

Yang pasti organisasi di kuliah ini beda sama OSIS. Kalo dulu--meskipun gua OSIS cuma pas SMP--ya kegiatan juga sih, tapi nggak sedetail ini. Sementara sekarang semuanya detail, mungkin karena kami semua sudah lebih dewasa dan kami juga menghadapi orang dewasa lain.

Lalu, gua mau bilang, nggak ada ilmu yang nggak guna. Semua ilmu berguna seberapa membosankannya itu untuk dipelajari sekarang. It seems not important right now, but you'll be thankful for learning it next time.

It happen to me.

Sebelum UTS kemarin gua dapet tugas ngebuat surat perjanjian sewa untuk mata kuliah Hukum Bisnis dan itu harus tulis tangan. Awalnya gua pikir, apaan sih nih pelajaran. Gurunya gak jelas. Kenapa juga harus tulis tangan? Teknologi, man!

But, seolah Tuhan memberi gua pelajaran, setelah UTS gua harus membuat surat perjanjian sesungguhnya! Surat perjanjian yang berlaku secara hukum dan yang diketik rapi. It shocked me. Dan di situ gua baru merasa, Hukum Bisnis itu penting. lol~

Namun, berita bahagia nggak berhenti sampai situ. Hari Seninnya, setelah perjanjian diterima pihak sana, pihak sana memberitahu gua kalau isi perjanjainnya ada yang kurang dari negoisasi awal kami.

It hit me so much. Seketika rasa bersalah dan pikiran itu membayangi kepala gua. Atasan gua bilang, gak papa, pihak sana juga bilang santai aja. Tapi sebagai orang INTP, alias pemikir, hal ini cukup membayangi otak gua dengan predikat kinerja yang kurang baik. It taught me to be more careful in every situation, especially in those kind of situation.

Lalu, gua juga belajar untuk berkomunikasi. Gua ini tipe yang males banget ngomong dan ngabarin orang. Maksudnya, gua ngerasa nggak penting orang tahu apa yang terjadi sama gue. Dan itu salah. Untuk urusan penting, apalagi yang menyangkut tugas dan suatu kewajiban, people have to know my situation so it wont disturb the other.

Terakhir, jaga kesehatan. Hari Selasa kemarin mendadak gua sakit. Mungkin karena gua nggak makan dari sore sampai jam tujuh atau delapan. Dan sekalinya gua makan, gua makan kebab dengan banyak mayonise di sana. Mungkin itu berpengaruh pada maag gue. (fyi, gua nggak punya riwayat sakit maag. Pernah sekali, dan nggak pernah terjadi lagi sampai kemarin.). Waktu gua lagi ngeringin rambut, mendadak kepala gua puyeng, perut gua berasa sakit dan kembung. Gua pikir cuma sakit kepala biasa karena dari kecil memang gua sering sakit kepala. So I slept. Tapi ternyata di tengah malam itu gua nggak tahan mualnya. Akhirnya hari Rabu gua nggak bisa kuliah, dan Kamis gua nggak bisa kemana-mana.

Kesehatan itu penting dan mahal.

Label:

My Life As A College Student


Gua nggak tahu sih, mahasiswa itu bahasa inggrisnya beneran College Student atau nggak. Karena setahu gua college sama university itu beda. College cuma sekolah persiapan sebelum kuliah gitu. Sementara di Indonesia, setelah SMA (High School) ya Kuliah.

Soooo... udah hampir dua bulan gua kuliah, menikmati hari-hari jadi maba. Dan gue baru selesai UTS. Yep. baru satu setengah bulan kuliah gua udah UTS. Itu.... greget sekali. Memang sih UTS nya lebih dikit, cuma 7 mata kuliah, nggak kaya SMA yang banyaknya naujubilah 13 mapel. Tapi, tapi, tapi, haha. Masa sekolah emang paling enak. Satu UTS matkul bisa ujian 10 bab dan gua ini tipe yang sks. Bayangkan.

Gua yang dari IPA terbiasa itungan, yang hafalannya cuma biologi, sekarang harus ketemu mata kuliah yang banyak teori macem pengantar management, pengantar bisnis, hukum bisnis, FYI, management 10 bab, bisnis 7 bab, hukum bisnis nyaris semodul. HAHA.

Belom lagi, Ekonomi Mikro. Rasanya waktu kuis rada gampang gitu... eh waktu UTS. HAHA. Soal apa itu. Bahkan dalam satu soal yang nggak ada angka nya lu disuruh nyari angka. Kurang rese apa coba.

Pengantar Akuntasi juga sama aja. Dosennya bilang Pengantar Akun bakal lebih gampang daripada Lab. Nyatanya tidak. -_______-

Intinya, jangan percaya sama kisi-kisi dosen kecuali kalo kata senior dosennya bisa dipercaya.

Sejauh ini, nilai yang udah muncul itu Pengatar Bisnis sama Pengantar Akuntansi. Puji Tuhan nilainya masih bagus. Tapi gua nggak tau Pengatar Akuntansi itu nilainya udah jadi satu sama Lab atau belum.

Daaan sekarang gua lagi libur. Yeah!

Label:

CHOICE


Pernah nggak sih kepikiran kalo modal semua manusia itu sama? Badan. Satu badan, satu kepala, dua mata, dua telinga, satu mulut, satu hidung, sepasang tangan, sepasang kaki. Umumnya sama.

Tapi kenapa akhir hidup tiap orang beda-beda? Ada yang bisa sukses, kaya raya, biasa aja, bahkan miskin? Harusnya kalau modalnya sama, akhirnya sama, kan?

No, yang ngebedain prosesnya. Yaitu pilihan manusia itu sendiri. Ibarat air, kalo direbus dia bakal jadi uap, semetara kalau dibekuin bakal jadi es. Begitu juga manusia.

"Dia kan lahir dari keluarga kaya, nggak heran kalau dia berhasil."

Kata siapa?

Kaya Adam dan Hawa ditempatin Tuhan di Taman Eden. Adam dan Hawa nggak pake apa-apa, masih telanjang, yang punya Taman Eden kan Tuhan, dan manusia cuma disuruh mengusahakan, Boleh makan semua buah pohon yang ada di sana, tapi bukan memiliki.

Sama kaya kalau lu lahir di keluarga kaya, itu cuma kondisi lingkungan lu aja. Kekayaan yang lu nikmatin sekarang itu punya orang tua lu, yang orang tua lu usahain untuk kebutuhan lu. Mungkin lo cuma dikasih sedikit dari kekayaan orang tua lu, ya udah memang bagian lu segitu. Lo harus cari sendiri.

"Kan gua masih kecil, orang tua gua yang masukin gua ke sekolah ABC."

That's your choice, honey. Lo memilih untuk menuruti kemauan orang tua lu. Dan semakin lu dewasa, lo merasa punya power untuk melawan mereka, makanya lo baru merasa punya pilihan setelah dewasa.

Semua balik ke pilihan yang lu buat di sepajang hidup lo. Semua orang punya waktu yang sama. Sehari 24 jam. Nggak ada yang lebih, nggak ada yang kurang. Bedanya, yang satu lahir lebih dulu daripada yang lain. Tapi itu bukan berarti yang lahir lebih dulu bakal lebih sukses. Nggak juga.

Tergantung lo milih untuk terus belajar dan berkembang, atau lo mau percaya bahwa segala sesuatu cuma bakat bawaan lahir.

Yes, I do believe God gives people with different talent. Each of us. Tapi itu bukan berarti kalo lo nggak punya bakat nyanyi, lo nggak akan bisa nyanyi. Ibaratnya, kalo yang punya bakat, mereka udah punya mesin untuk start awal, sementara lo nggak. As long as lo mau terus berusaha meski pake cara yang manual, lo bakal jadi ahli di sana karena terus digunain. Sementara mesin, kalo nggak digunain lama-lama bakal rusak.

Orang pinter bakal kalah sama yang rajin, dan yang rajin kalah sama yang hoki (In my opinion, tangan Tuhan ada di dia).

Semua, mau jadi apa lo di masa depan, ada di tangan lo dan waktu yang lo pergunain. Suka-suka lo.

Tapi inget, YOLO. You only lives once. Waktu nggak akan putar balik. Dia akan terus jalan maju, meninggalkan siapa aja yang menyia-nyiakannya.

Label:

Rap Mon?!


Oh well, jadi hari ini gua kembali lagi ke sekolah untuk ngambil ijazah. Sebenernya hari Rabu udah cap tiga jari, hari ini tinggal balikin foto kopi rapor sama ambil ijazah yang sudah dilegalisir.

Naaaah. Gua mau cerita tentang temen gua, not really close but... yah gua sekelas sama dia selama dua tahun berturut-turut. Namanya Travis. Dia harusnya seangkatan sama gua, tapi karena tahun kemaren, waktu gua kelas 12, dia pergi ikut pertukaran pelajar ke Russia, jadinya dia ngulang lagi tahun ini.

But. Bukan itu maksud gua.

Tadi gua ketemu lagi sama dia in very different vibe. Dia memang pinter bahasa Inggris (Jelaslah. 7 tahun di US). Dan dari dia ngomong tadi, gua ngerasa dia karismatik banget. Bener-bener mature, santai, dan sebenernya agak selengean. Tapi gua dapet RapMon vibe di dia. HAHAHA...

Aneh, sih. Baru kali ini gua ketemu orang sekarismatik dia.

I told my mom 'bout him.

Dan nyokap gua bilang dia hebat. Maksudnya, dia nggak malu untuk ngulang lagi di sekolah yang sama. Dia juga nggak peduli kalau ternyata nggak bisa lulus bareng yang seangkatan. "Sekolah itu menuntut ilmu, bukan masalah undakan," kata Nyokap gue.

Ya salut sih. Soalnya tadi juga ketemu beberapa temen yang baru tahu kalo Travis ikut pertukaran pelajar, mereka kaya... "Ngapain gua ke Russia kalo akhirnya ngulang?" Kaya, yang penting gua lulus tepat waktu, nggak malu-maluin ortu, meskipun hasilnya biasa aja.

Kalo gua pribadi ngeliat orang bisa pertukaran pelajar itu keren. Karena bisa bersosialisasi sama orang luar, nambah pengetahuan, dan belajar bahasa. Tapi, kalau itu beneran terjadi sama gua, kayanya gua mungkin akan ragu. Secara, bokap pengen banget gua sekolah lulus tepat waktu (kalo bisa malah lebih cepet) dan itu harus tinggal sama orang yang nggak gue kenal.

Travis, orang paling open minded yang pernah gua temuin. Dia punya segala macam penjelasan yang masuk akal untuk semua statementnya. Kalo mau adu bacot susah deh. Dan dia bener-bener santai soal sekolah.

Santai yang kebablasan.

Tapi dia sebenernya pinter, kok. Cuma ya gitu. You know what I mean.

The End of Braces Journey


Finally, it's over. I already took of my braces last night. The most scary moment.

Hahahaa... Sok Inggris.

Jadi beneran, ini adalah hal paling menyeramkan yang pernah gua alami soal dunia pergigian(?). Lebih buruk daripada cabut gigi.

Kalo cabut gigi kan paling cuma satu gigi, terus sekali tarik udah. Paling tinggal darahnya aja yang disumpal sama kapas. Tapi kalo ini, behelnya kan nempel di semua gigi lu which is mean 20 teeth  or more dan harus dicabut satu-satu.

Awalnya gua pikir akan dikasih obat atau gimana supaya lem nya luntur. Tapi ternyata nggak. Suara yang lu denger itu mirip sama orang cabut gigi. Tapi seakan akan dicabut dua puluh kali. (BAYANGKAN!). Menurut gua sih itu menyeramkan.

Ditambah lagi, sisa-sisa lem itu harus dibersihkan pakai semacam alat yang untuk membersihkan karang gigi. Dan di sana, karena lagi-lagi harus dibersihkan satu-satu, lu harus tahan buka mulut lama-lama. Tahan sendiri. Nggak seperti waktu pasang behel dimana mulut lu akan dipasangin alat supaya mulutnya ditahan dan terbuka lebih lebar (yang ngebuat sudut-sudut bibir gua luka).

Setelah pakai behel, nggak berarti lu bisa serta merta ngelepas bebas. Nggak. Lu masih harus perawatan dan pakai alat. Namanya retainer. Fungsinya untuk menahan gigi lu yang baru bebas dan labil itu supaya nggak berubah posisi.

Menurut yang gua cari di internet, retainer ada dua. Yang satu besi segaris, mirip behel. Ada juga yang karet, nutupin semua gigi macem sarung.

Nah, dulu gua pernah liat Noy pake yang besi. Sementara temen gua, Gaby, dia pake yang karet. Dan jarang dipake sama dia karena kata Gaby sakit. Ya... nggak tahu juga sih, kan gua belum pake ya.

Yang dipake Gaby.

Yang dipake Noy

Anyway, yang jadi masalah gua bukan itu.

Ternyata waktu kemaren dibuka, dokternyata menemukan beberapa titik hitam yang berkemungkinan akan menjadi lubang. Well... karena itu gua dimarahin sama bonyok gua. Parah.

Agak nyesel sih karena akhirnya gigi gua malah jadi tanda-tanda hitam gitu.

Minggu depan, gua harus balik lagi ke dokter untuk tambal (jatohnya yang tanda-tanda hitam itu harus ditambah) dan pasang retainer.

Kata dokternya, untuk sementara gua harus pakai retainer tiap hari kecuali saat makan. Entah untuk waktu berapa lama. Setelah itu baru boleh pakai retainer waktu malam aja.

Jadi untuk kalian yang mau pasang behel, bener-bener harus dipikirin dan serius. Karena untuk prosesnya banyak dan makan banyak waktu dan uang.

Untuk behelnya aja, gua pasang 9jt-an, nggak termasuk sama rontgen (X-ray). Belum lagi kalau ternyata sebelum pakai behel, gigi kita bermasalah dan harus tambahl sana-sini. Ditambah lagi biaya cabut gigi untuk membentuk ruang agar giginya bisa bergerak. Selain itu, ada juga biaya bulanan untuk kontrol. Katanya kalau rutin, giginya bisa cepat rapi dalam waktu 2-3 tahun. Biaya kontrol biasanya beda-beda perdokter. Kisaran 100-400 ribu/datang. Dan terakhir, retainer. Gua sendiri pake ternyata 1.1 juta.

Jadi, dipikir-pikir lagi ya guys. Jangan sampe udah pake, ternyata kita bosen dan mau lepas di tengah jalan. Sayang. Udah keluar duit, gigi dicabut, eh ternyata kita malah nggak dapet hasil yang diinginkan.

Label: , ,