D-3 Legally Adult
Rabu, 01 Juni 2016 @ 20.50
Halo. Welcome June. Please be nice to me.
Juni tanggal 1, berarti tiga hari menjelang gua yang menjdi 18 tahun--secara hukum menjadi dewasa berdasarkan undang-undang (entah pasal berapa). Akhirnya gua mengerti kenapa banyak orang ngerayain SweetSeventeen--karena itu tahun terakhir mereja jadi anak-anak.
Entahlah, gua merasa belom siap menjadi dewasa. Macem Peterpan Syndrom.
Bukan takut kenapa, sih. Gua merasa I'm nothing. Belom jadi orang kalo istilah para orang tua (terus apa dong gue?). Masih banyak hal yang gua belom tahu. Masih banyak hal yang belom gua alami.
Sesaat gua merasa seperti atheis yang nggak kenal Tuhan. Iya, sih. Harusnya gua nggak takut karena gua tahu ada Tuhan yang udah ngatur jalannya gua. He who gives me strength.
Kadang gua nanya-nanya sama diri sendiri, sebenernya tujuan gua dateng di dunia ini bakal apa, sih? Nggak mungkin kan Tuhan bikin lu asal aja tanpa ada tujuan. There must be something that I need to do. Entah itu dampaknya cuma untuk orang-orang di sekitar gua aja, atau untuk lingkungan orang yang lebih luas.
Tapi di satu sisi gua ngerasa kaya... siapa gue gitu. I feel lost.
Gua macem anak-anak yang terperangkap dalam tubuh setinggi 168cm. Semua orang ngeliat gua udah gede--apalagi untuk ukuran orang Indo--tapi gua ngerasa gua belom siap. Ada banyak sikap gua yang nggak mencerminkan kedewasaan.
Kadang banyak pikiran yang seolah nanya ke gua: Are you ready being adult?
Not yet. Really.
I still lack in many things. Kaya, gua nggak se-care yang diharapkan orang tua gua. Gua masih suka molor-molor waktu. Gua juga masih sering laper mata. Nggak bisa self-control.
Itu yang ngebuat gua merasa masih anak-anak. Nggak pantes disebut dewasa.
Being adult isnt about being 18 and can do everything. No. It's not. Being adult is how you act and face the world. This big world. It seems sweet in fiction, but it's just a fiction. I dont know the real face of the world.
Label: Being Adult, Libur