<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/5604202750397790729?origin\x3dhttp://klarisastime.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Klarisa’s Time…
It’s all about my life and my extraordinary experience
i said, your eyes are
the brightest of all the colours.




you'll always be my thunder,
so bring on the rain.


your voice,
was the soundtrack of my summer.
Flame


Asli suer! Gue sebenernya gak ada niatan buat ngisi posting ini. Tapi karena gue ngeliat komen seorang ya... -Plagiator- yang bilang dia benci yang namanya flame, jadi gue tertarik buat bikin posting ini. Check this out!


Flame? Api? No, no, no. Bukan itu maksudnya.


Flame itu adalah sebuah kritikan pedes yang niatnya menghina suatu karya.


Gue? Kalo gue sih pernah dapet flame dan juga nge-flame orang lain. Tuh... gue jujur, kan?


Banyak orang salah mengira antara flame dan concrit. Dan kebanyakan orang yang gak bisa nerima kritik malah menganggap concrit itu sebagai flame.


Concrit itu juga kritik, tapi sifatnya membangun. Dan gue itu memang sering ngasih concrit. Cuma kadang aja gue terlalu mendetil, dan orang yang kena ceramah gue itu marah-marah. Salah satu contohnya adalah si Plagiator itu.


Emang salah ya kalo gue suka kasih concrit? Au ah. Terserah dia mau nerima atau enggak.


Emang gue pikirin?

Label: , , ,